Momentum Historis Papua

Masuknya Injil di Pulau Mansinam Tanah Papua diberitakan oleh Carl Wilhelm Ottow dan Johan Gottlob Geissler pada tanggal 5 Februari 1885.

Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Persatuan di Tanah Papua ketika Agama Kristen masuk di Tanah Papua hingga kini yakni sejak tanggal 5 Februari 1855.

Pendeta I.S. Kijne membuka kembali pembangunan Sekolah Guru di Miei sebagai pertanda dimulainya revolusi peradaban pembangunan sumber daya manusia di Papua.

Bangkitnya kekuatan industri Jepang dan kemenangan atas Cina. Jepang masuk Perang Dunia II dengan tujuan melumpuhkan Armada Pasifik Amerika Serikat, merebut Malaka dan Hindia Belanda, serta menduduki Filipina. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1939.

Serangan Jepang atas Pangkalan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor. Pasukan Jepang bergerak dan menguasai hampir seluruh wilayah yang didambakan sebagai “Persemakmuran Asia Timur Raya”, kecuali Cina Selatan. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 7 Desember 1941.

Pantai Utara Nieuw Guinea (sekarang Papua) diduduki tentara Jepang. Tentara Jepang kemudian dalam Bulan November 1942 mendirikan Markas Besar Tentara Wilayah No.8 di Rabaul, Papua New Guinea. Mei 1942 Pasukan Jepang mencapai garis pertahanan yang ditarik dari Aleuten lurus ke selatan sampai ke Kepulauan Solomon. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1942.

Jepang memperluas perimeter di Pasifik Selatan, dan upaya merebut Port Moresby. Pasukan Australia memukul mundur Tentara Jepang. Pasukan Amerika di Guandalcanal menghentikan gerak ekspansi tentara Jepang di Kepulauan Solomon. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan tahun 1942.

Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Lt. Generaal Hein ter Poorten menandatangani dokumen penyerahan Belanda kepada jepang pada tanggal 9 Maret 1942 di Kalijati, Jawa Barat.

Goa Jepang di Biak, digunakan sebagai benteng pertahanan Tentara Jepang. Sebuah goa yang panjangnya sekitar 3 kilometer.

Amerika Serikat memulai penyerangan untuk merebut kembali daerah-daerah yang diduduki Jepang. Jenderal Douglas MacArthur mengembangkan strategi “loncat katak” (leapfrog strategy). Peristiwa ini terjadi pada musim semi 1944.

Sebuah kapal selam Amerika Serikat muncul ke permukaan laut di perairan Teluk Yos Sudarso (saat ini). Nicolaas Youwe dan Simon Sibi, dibawa melalui Kapal Selam Amerika Serikat ke Markas Sekutu di Finschafen, Papua New Guinea. Peristiwa ini terjadi di bulan Maret 1944.

Serangan pertama Sekutu menghancurkan 100 pesawat terbang pasukan Jepang di Sentani. Informasi intelijen dari Marthen Indey. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 3 April 1944.

Pendaratan di Hollandia (sekarang Jayapura) dan Aitape (100 km sebelah timur Hollandia). Memasuki bulan April 1944 Markas Besar Barat Daya Pasifik (SWP Area) merampungkan rencana pendaratan di Hollandia, yang merupakan serangan terbesar dalam Perang Pasifik. Pasukan Sekutu (Angkatan Darat, Laut, dan Udara) di bawah komando Jenderal Douglas MacArthur berkekuatan 750.000 tentara. Peristiwa ini pada tanggal 22 April 1944, jam 07.00.

Jenderal MacArthur menginjakkan kakinya di pantai Hamadi-Hollandia. Untuk memperingati pendaratan itu, dibangun sebuah prasasti dengan tulisan: “Here the Allied Forces landed on April 22nd, 1944”.

Bandara Sentani di Jayapura, jatuh ke tangan pasukan Sekutu. Pertahanan Jepang yang lemah di Hollandia sudah diketahui oleh pihak Sekutu melalui informasi intelijen. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 April 1944.

Andreas Gerson Karubaba, Kepala Dapur Besar dari Minseibu (Kepala Pemerintahan Sipil Jepang) dan kelompoknya mengungsi ke Manokwari. Mengungsi karena pemboman yang bertubi-tubi dari pasukan Sekutu serta upaya pembunuhan massal oleh pasukan Jepang di Manokwari. Peristiwa ini terjadi pada 30 April 1944.

Pendaratan pasukan Sekutu di bawah pimpinan Jenderal MacArthur di Pulau Wakde. Terjadi pertempuran sengit antara pasukan Sekutu dan pasukan Jepang yang memiliki 763 tentara. Pasukan Sekutu dalam pertempuran itu kehilangan 43 orang prajurit yang gugur dan 139 orang luka-luka, sedangkan pihak Jepang kehilangan sebagian besar prajuritnya (759 orang meninggal), kecuali 4 orang yang ditawan. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Mei 1944.

Pendaratan pasukan Sekutu di Biak dalam rangka merebut LANUD Mokmer, Boroku dan Sorido. Terjadi pertempuran sengit antara pasukan Sekutu dan pasukan Jepang yang memiliki 11.000 tentara. Dalam pertempuran tersebut pasukan Sekutu menggunakan dinamit dan bahan bakar untuk mengusir tentara Jepang dari dalam goa. Tentara Jepang yang selamat hanya 220 orang. Peristiwa ini terjadi pada 27 Mei 1944.

Pesawat pemburu yang pertama (Tipe P-38J) dari Skuadron Tempur No. 36 mendarat di LANUD Owi. Pulau Owi digunakan sebagai landasan darurat pesawat-pesawat pembom dan pesawat tempur Sekutu, hingga Februari 1945. Peristiwa ini terjadi pada 17 Juni 1944.

Landasan pacu pesawat di Mokmer-Biak jatuh ke tangan pasukan Sekutu. Sebelumnya landasan pacu pesawat di Mokmer-Biak dikuasai pasukan Jepang. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 Juni 1944.

Pendaratan dari udara pasukan Sekutu di Pulau Numfor. Pulau Numfor terletak di sebelah barat daya pulau Biak. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 2 Juli 1944.

Goa Jepang diserang dan dibombardir oleh Pasukan Sekutu. Sejumlah 3000 tentara Jepang terperangkap dan terbunuh dalam penyerangan itu. Peristiwa ini terjadi pada 7 Juli 1944.

Silas Papare dan keluarganya diangkut dari Pulau Nau dengan MTB pasukan Sekutu ke Biak. Pada tanggal 22 Juli 1944, Silas Papare dan keluarganya bersama pemuda Eliezer Jan Bonay kemudian menggunakan pesawat udara ke Markas besar pasukan Sekutu di Hollandia.

Pertemuan antara Jenderal Douglas MacArthur, Presiden Franklin Delano Roosevelt dan Laksmana Chester W. Nimitz, di atas Kapal Perang USS Baltimore, Honolulu membahas strategi untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki pihak Jepang. Peristiwa ini terjadi pada 26 Juli 1944.

Pendaratan pasukan Sekutu di Sausapor. Sausapor terletak di sebelah utara wilayah Kepala Burung, Provinsi Papua Barat. Peristiwa ini terjadi pada 30 Juli 1944.

Silas Papare mendarat dengan pesawat Catalina di Kampung Baru, Inanwatan, menuju Distrik Aitinyo. Silas Papare ditugaskan untuk mencari empat orang penerbang Amerika yang jatuh. Di Kampung Benawa (Aitinyo) mereka menemukan keempat penerbang itu dalam keadaan selamat. Peristiwa ini terjadi pada 12 Agustus 1944.

Pendaratan pasukan Sekutu di Morotai-Maluku. Dari Morotai tentara Sekutu kemudian menuju ke Filipina. Mulai dari Februari 1942 sampai September 1944, pulau Papua menjadi ajang pertempuran bagi tentara Sekutu di wilayah Pasifik selatan. Perang yang mengerikan dan menelan korban jiwa serta harta yang begitu banyak dalam hutan bentara tropis merupakan topik pemberitaan surat kabar waktu itu di seluruh dunia. Peristiwa pendaratan terjadi pada 15 September 1944.

Pada Desember 1944. Jenderal MacArthur dinaikkan pangkatnya menjdai Jenderal Bintang Lima. Usul kenaikan pangkat ini baru disetujui oleh Kongres Amerika Serikat pada bulan Desember 1944 dan dilaksanakan di Filipina.

Pada Desember 1944, Controleur Victor de Bruyn dilindungi Markus Yeimo dengan anggota 27 orang. Mereka dari Suku Ekagi adalah cikal bakal Batalyon Papua yang kemudian diangkut dengan pesawat Catalina ke Brisbane, Australia.

Batalyon Papua dibentuk di kota NICA – Hollandia (sekarang Kampung Harapan, Jayapura). Batalyon Papua dibentuk oleh Van Eechoud sebagai Commander Netherlands Indies Civil Administration (CONICA). Marthen Indey diberi tugas sebagai salah satu pelatihnya. Peristiwa ini pada Desember 1944.

Kompi pasukan KNIL di Papua, dan satu skuadron Pesawat Pemburu dan pembom milik KNIL yang ditempatkan di Biak pada Januari 1945. Beberapa kompi pasukan KNIL di Papua, digerakkan melawan tentara Jepang yang berkeras hati dan tidak mau menyerah serta berada di hutan-hutan Papua.

Silas Papare atas jasa-jasanya dianugerahi Bintang : “Brozenkruis” dari Kerajaan Belanda dan Surat Penghargaan dari ratu Wilhelmina berdasarkan Surat Keputusan Nomor: Dag-order no. 272/NGS-1-ii pada tanggal 3 Mei 1945.

Lahirnya piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 24 Oktober 1945. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal lahir PBB.

Dr. Sam Ratulangi (Gubernur Sulawesi) yang diasingkan oleh Belanda ke Serui, Papua pada pertengahan Juni 1946. Setelah memahami politik Belanda yang suka memecah belah, melalui Dr Sam Ratulangi yang diasingkan oleh Belanda ke Serui, membuat Silas Papare sadar bahwa perjuangan melawan belanda harus diteruskan di Papua.

Pada tanggal 1 Mei 1963, Irian Barat masuk ke pangkuan Republik Indonesia. Presiden Soekarno mengangkat Eliezer Jan Bonay sebagai Gubernur pertama Irian Barat.

Silas Papare bersama Marthen Indey dan Frans Kaisiepo dianugerahi Pahlawan nasional. Mereka menerima piagam dan BINTANG MAHAPUTERA ADIPRADANA (Kelas II) berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 077/TK/Tahun 1993 pada 14 September 1933.

Pada tanggal 21 Oktober 2001 ditetapkan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Pemberia status Otonomi Khusus dalam rangka percepatan pembangunan di wilayah Tanah Papua.

[Referensi: Numberi. F., Keajaiban Pualu Owi: Mutiara Terpendam di Wilayah Tanah Papua, Gibon Books, 2009]

Leave a comment